Minggu, 18 November 2012

Bimbingan Organisasi Ke II



SUSUNAN ACARA SANTIAJI / BIMBINGAN ORGANISASI

Hari, tanggal   : Minggu, 2 Desember 2012
P u k u l           : 07.30-15.30 WIB
Tempat            : Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Yogyakarta


WAKTU
A C A R A
PELAKSANA
Pk. 07.30 - 08.00
Daftar Ulang Peserta
JZ12WB
JZ12BMO
JZ12XX
Pk. 08.00 - 09.00
PEMBUKAAN/MODERATOR
1.  Berdoa
2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
3. Mars RAPI
4. Mengucap bersama Kode Etik RAPI
5. Sambutan Ketua Panitia / Koord. Bag. Pend & Kdrs.
6. Sambutan Ketua RAPI Provinsi DIY
7. Sambutan Bupati Sleman sekaligus  Membuka Resmi acara Santiaji/BO
JZ12DH
JZ12DH
JZ12AYU
JZ12AYU
JZ12AKP
JZ12EBJ
JZ12AY
JZ12XSP / Bupati Sleman
Pk. 09.00 - 10.00
Sessi Panel I
1.      Sejarah
2.      Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
3.      Peraturan Organisasi
Pengurus RAPI Propinsi DIY
Pk. 10.00 - 11.00
Sessi Panel II
1.      Permen KOMINFO no. 34
2.      Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan  Telekomunikasi
3.      Sanksi-sanksi hukum
BALMON
Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Tk II Prov. DIY
Pk. 11.00 - 12.00
Sessi Panel III
Peran RAPI dalam Pengurangan Resiko Bencana
a.       Fungsi & Peran RAPI dalam Penanggulangan Bencana
b.      Koordinasi RAPI dengan struktur Pemerintahan
c.       SOP penanggulangan Bencana bagi RAPI
Ketua BPBD Sleman
Pk. 12.00 - 13.00
ISHOMA
Sie Konsumsi
Pk. 13.00 – 14.00
Sessi Panel IV
Etika Berkomunikasi ( RAPI PROVINSI DIY )
JZ12ARG
Pk. 14.00 – 14.30
Simulasi
a.       ITKP ( e1025 Gateway )
b.      Penggunaan Alat komunikasi / Tatacara berkomunikasi
c.       Pengumpulan dan penyampaian data informasi di kawasan bencana.
POST Test & Angket
All Panitia
Pk.14-30 - 15.00
Penutup


Untuk Pemberi Materi Atau Pembicara dapat berubah-ubah disesuaikan dengan Disposisi Tugas



Rabu, 06 Juni 2012

Sumbangan 2100 bibit tanaman

RAPI Kab. Sleman mendapat sumbangan sebanyak 2100 bibit pohon yang terdiri dari :
 a. 700 bibit Pohon Jambu
 b. 700 bibit Pohon Pete
 c. 700 bibit Pohon Sirsak

Sumbangan Bibit Pohon ini diserahkan oleh Bp. Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA,  yang menjabat sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fak. Psikologi Universitas Gajah Mada.

Sumbangan bibit pohon tersebut diberikan kepada RAPI Kab Sleman untuk dapat disalurkan kepada warga dengan sasaran hidup bukan tanam, demikian seperti dikatakan beliau selaku anggota RAPI juga dengan 10.28 JZ12BFE dalam sambutannya, karena bibit pohon tersebut berguna bagi warga, sehingga yang dicapai bukan dari hasil tanam saja.

adapun sumbangan bibit pohon ini merupakan sisa dana dari kegiatan Posko erupsi merapi yang lalu, sehingga masih tetap dialokasikan kepada orang-orang yang memang membutuhkan.

Dari RAPI Kab Sleman, sumbangan bibit pohon tersebut diserahkan kepada komunitas-komunitas yang berkoordinasi dengan RAPI Kab. Sleman untuk dapat didistribusikan kepada warga sekitar.








Selasa, 05 Juni 2012

Puncak Hari Jadi Kab. Sleman ke 96, KIRAP Bedol Projo


Dalam memperingati Hari Jadi ke-96 Kabupaten Sleman dimeriahkan dengan Kirab Bedol Projo, Selasa (15/5/2012). Kirab Bedhol Projo dilakukan untuk keempat kalinya di Pesanggrahan Ambarrukmo setiap tanggal 15 Mei. Kirab Bedhol Projo adalah prosesi upacara yang menjadi simbol pemindahaan pusat pemerintahan Kabupaten Sleman dari Ambarrukmo ke Dusun Beran, Desa Tridadi.

Kirab Bedhol Projo dilakukan oleh prajurit Sleman sebanyak 55 orang yang berasal desa Kethingan Tirto, Mlati, Sleman bernama “Kunthul Sarombo” dimulai dari jam 10.00 sampai jam 14.00 WIB berlangsung secara serentak dan tertib.
Para prajurit Bedhol Projo yang dipimpin oleh seorang Pandhego Bergodho yang memimpin 15 barisan paling depan diikuti 5 barisan, kemudian 19 barisan selanjutnya, dan 16 barisan terahir menyimbolkan tanggal bulan dan tahun hari jadi Sleman.
Menurut Santosa, dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, kirab Bedhol Projo ini diharapkan akan menjadi sebuah sinergi rutin yang mempererat hubungan antara pihak Kabupaten Sleman dengan seluruh lapisan bagian di dalamnya, salah satunya Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta.
General Manager Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, L Sudarsana, mengatakan pihak hotel telah melakukan Kirab Bedhol Projo di Pesanggrahan Ambarrukmo ini untuk yang keempat kalinya.
"Tahun lalu sebelum Royal Ambarrukmo dibuka kembali kami tetap konsisten untuk melakukan Kirab Bedhol Projo ini. Semoga di tiap tahunnya Kirab Bedhol Projo ini akan terus kami lakukan dengan mengusung tema yang sesuai dengan Hari Ulang Tahun Sleman di tahun berikutnya," papar Sudarsana.
Bagi pihak hotel pun, lanjut Sudarsana, kirab ini menjadikan daya tarik tersendiri, terutama bagi tamu hotel dan pusat perhatian bagi masyarakat sekitar hotel.
Sudarsana  menambahkan, Kirab Bedhol Projo dapat dimasukkan kedalam program tahunan hotel yang bersamaan dengan peak season yang ada di bulan Mei. (*)

Senin, 04 Juni 2012

LANDASAN HUKUM RAPI




Undang Undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

Undang Undang No. 8 Tahun 1985 tentang Keormasan

PP No. 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi

PP No. 53 Tahun 2000 tentang Alokasi Frekuensi dan Orbit Satelit

PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara  Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan     Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

Berita Negara Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008, Tambahan Berita- Negara R.I. Tanggal 1 Agustus 2008 No.62; Akta     Perkumpulan     RAPI, Akta Notaris Eduard Avianta, SH, Sp.N, Akta Nomor 1 Tahun 2007; Pengesahan Menteri Hukum dan HAM RI No.AHU-59.AH.01.06 Tahun 2008 Tanggal 18 Juni 2008

AD-ART dan Hasil Munas 2010 di Balikpapan/Munaslub Yogya 2011

KODE ETIK RAPI






Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap PATUH
Anggota RAPI harus patuh dan tertib menjalankan peraturan perundang – Undangan yang berlaku,serta tataaturan Organisasi


Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap JUJUR 
Anggota RAPI harus memiliki jiwa yang bersih dan berperilaku JUJUR 


Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap SANTUN 
Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap SANTUN dalam bertindak dan berbicara sopan saat berkomunikasi.

 
Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap TANGGUNG JAWAB 

Anggota RAPI harus memiliki jiwa dan sikap TANGGUNG JAWAB terhadap Organisasi dalam menjalankan roda Organisasi serta pengabdian terhadap Masyarakat. 


Anggota RAPI harus berjiwa dan bersikap TANGGAP
Anggota RAPI harus memiliki jiwa , sikap cepat tanggap,peka dan peduli terhadap situasi lingkungan sosial






Pada Pasal 7 AD/ART RAPI hasil munaslub dan Rakernas ke VI di Yogyakarta


Kode Etik merupakan panduan dan tuntunan bathin bagi setiap anggota Organisasi Radio Antar Penduduk Indonesia dalam bersikap dan berperilaku, yang wajib di taati dan dilaksanakan.

BANTUAN KOMUNIKASI MEGA NGAPAK, HARI JADI KAB. SLEMAN


Kegiatan Bantuan Komunikasi ini di dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2012 dalam kegiatan Arak-arakan Mega Ngapak, dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Sleman ke. 96.

Dengan diikuti oleh lebih dari 400 anggota RAPI se kab. sleman bersama Simpatisan serta komponen komunitas-komunitas yang ada di kab sleman. Kegiatan ini dilaksanakan dengan rute sejauh 64 km yang dimulai dari Stadion Maguwoharjo dengan finish di lapangan Denggung, sleman. Melewati sebanyak 15 kecamatan dari 17 kecamatan yang berada di kab. sleman.

Terimakasih untuk seluruh rekan yang telah membantu pelaksanaan Bankom dalam rangka HARI JADI KAB. Sleman ke 96...........








APEL SIAGA RAPI KAB. SLEMAN

VISI
Visi yang diemban dalam kegiatan ini  sesuai dengan visi utama dari RAPI adalah Menjadi Radio Antar Penduduk Indonesia  Yang berkualitas sebagai Aset Nasional”

MISI KEGIATAN
Untuk misi yang kami tanamkan dalam kegiatan ini adalah memupuk jiwa patriotisme dan kecintaaan serta rasa memiliki terhadap Radio Antar Penduduk Indonesia menjadi sebuah organisasi sosial masyarakat yang berguna bagi bangsa dan negara dalam tujuan menjadi salah satu aset Nasional yang dapat dibanggakan.

PELAKSANAAN 
Tanggal      :    12 Mei 2012
Waktu         :    Pk. 16.00 WIB
Peserta       :    
-      Pengurus Distrik & KecamataN
-      RAPI Rider
-      SATGASKOM
-      Satgaskom Pemantau Bantaran Sungai
-      Unit Reaksi Cepat / Rescue RAPI Kab Sleman. 

Inspektur           :    Bp. Drs Sri Purnomo ( Bupati Sleman ) 
Lokasi               :    Lapangan Pemda Kabupaten Sleman

Undangan         :    
1. DPP RAPI Prov. DIY
2. Pengurus RAPI Prov. DIY
3. Pengurus RAPI Kab/Kota
4. Istansi Pemerintahan Kabupaten Sleman terkait
3. Pengurus KOMUNITAS




PADUAN SUARA RAPI KEC. DEPOK YANG SETIA MEMBERIKAN KONTRIBUSINYA PADA KEGIATAN-KEGIATAN RAPI BAIK KABUPATEN MAUPUN PROVINSI

BERSAMA BUPATI, KETUA BPBD SLEMAN DAN KETUA RAPI PROV DIY
BUPATI SLEMAN, Bp. Drs. SRI PURNOMO, MSi,SEBAGAI IRUP

UPACARA PENYEMATAN ROMPI SATGASKOM KEPADA BUPATI SLEMAN
BUPATI BERSAMA KETUA RAPI PROV. DIY DAN KETUA RAPI KAB SLEMAN MENGADAKAN INSPEKSI BARISAN
KESIAPSIAGAAN ANGGOTA SATGASKOM RAPI SEKALIGUS PUCUK PEMERINTAHAN KAB. SLEMAN
SERAH TERIMA SUMBANGAN 1 UNIT CHAINSAW DARI JZ12BIZ KEPADA KETUA RAPI KAB. SLEMAN
Pengurus RAPI Prov. DIY, RAPI Kab. Sleman, bersama dengan Bupati Sleman (JZ12XSP) dan Asekda III (JZ12XJH) memakai rompi hitam di tengah.


Kamis, 31 Mei 2012

VISI DAN MISI RAPI

 
VISI 
 
MENJADI RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA YANG BERKUALITAS SEBAGAI ASET NASIONAL



MISI 


  1. Meningkatkan Kinerja Pengurus Organisasi
  2. Meningkatkan Sumber Daya Organisasi secara berjenjang dan berkelanjutan.
  3. Meningkatkan validitas Organisasi secara struktural
  4. Meningkatkan Jaring Komunikasi Radio untuk pengabdian Masyarakat. 
  5. Meningkatkan Peran Organisasi secara internal dan eksternal
  6. Meningkatkan Kemandirian, Profesionalisme dan Independensi Organisasi. 




Sumber : AD / ART hasil Munaslub & RAKERNAS VI, Yogyakarta, 16-17 Juli 2011





Rabu, 30 Mei 2012

Topografi Kabupaten Sleman



Kabupaten Sleman keadaan tanahnya dibagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan dibagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Makin ke utara relatif miring dan dibagian utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat sekitar 100 sumber mata air. Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian barat dan selatan. Topografi dapat dibedakan atas dasar ketinggian tempat dan kemiringan lahan (lereng).
Ketinggian
Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman berkisar antara < 100 sd >1000 m dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100 – 499 m, 500 – 999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 % dari luas wilayah terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan, Gamping dan Berbah. Ketinggian > 100 – 499 m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau 75,32 % dari luas wilayah, terdapat di 17 Kecamatan. Ketinggian > 500 – 999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau 11,38 % dari luas wilayah, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan. Ketinggian > 1000 m dari permukaan laut seluas 1.495 ha atau 2,60 % dari luas wilayah meliputi Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan.

Kemiringan Lahan ( Lereng)
Dari Peta topografi skala 1 : 50.000 dapat dilihat ketinggian dan jarak horisontal untuk menghitung kemiringan (Lereng).Hasil analisa peta yang berupa data kemiringan lahan dogolongkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu lereng 0 – 2 %; > 2 – 15 %; > 15 – 40 %; dan > 40 %. Kemiringan 0 – 2 % terdapat di 15 (lima belas ) Kecamatan meliputi luas 34.128 ha atau 59,32 % dari seluruh wilayah lereng, > 2 – 15 % terdapat di 13 (tiga belas ) Kecamatan dengan luas lereng 18.192 atau 31,65 % dari luas total wilayah. Kemiringan lahan > 15 – 40 % terdapat di 12 ( dua belas ) Kecamatan luas lereng ini sebesar 3.546 ha atau 6,17 % , lereng > 40 % terdapat di Kecamatan Godean, Gamping, Berbah, Prambanan, Turi, Pakem dan Cangkringan dengan luas 1.616 ha atau 2,81 %.

Iklim
Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan Nopember – April dan musim kemarau antara bulan Mei – Oktober. Pada tahun 2000 banyaknya hari hujan 25 hari terjadi pada bulan maret, namun demikian rata-rata banyaknya curah hujan terdapat pada bulan februari sebesar 16,2 mm dengan banyak hari hujan 20 hari.
Adapun kelembaban nisbi udara pada tahun 2000 terendah pada bulan agustus sebesar 74 % dan tertinggi pada bulan maret dan nopember masing-masing sebesar 87 %, sedangkan suhu udara terendah sebesar 26,1 derajad celcius pada bulan januari dan nopember dan suhu udara yang tertinggi 27,4 derajad celcius pada bulan september .

Tata Guna
Tanah Hampir setengah dari luas wilayah merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis dibagian barat dan selatan. Keadaan jenis tanahnya dibedakan atas sawah, tegal, pekarangan, hutan, dan lain-lain. Perkembangan penggunaan tanah selama 5 tahun terakhir menunjukkan jenis tanah Sawah turun rata-rata per tahun sebesar 0,96 %, Tegalan naik 0,82 %, Pekarangan naik 0,31 %, dan lain-lain turun 1,57 %.

Tata Guna Tanah di Kabupaten Sleman
No
Jenis Tanah
Luas ( Ha )
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
1. Sawah
24.662
24.586
24.381
24.321
24.291
23.483



2. Tegalan
6.184
6.214
6.255
6.256
5.864
6.407



3. Pekarangan
18.461
18.488
18.609
18.659
18.688
18.759



4. Lain-lain*
8.175
8.194
8.237
8.246
8.639
8.833




Jumlah
57.482
57.482
57.482
57.482
57.482
57.482



Sumber : Sub.Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
* terdiri dari hutan rakyat, hutan negara, kolam/empang/tebat, tanah kuburan, jalan, dan lapangan.


Sumber :  Pemerintah Kab. Sleman

Karakteristik Wilayah Kabupaten Sleman


1.      Berdasarkan karakteristik sumberdaya yang ada, wilayah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 wilayah, yaitu :
  • Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang menghubungkan kota Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan (ringbelt) sampai dengan puncak gunung Merapi. Wilayah ini merupakan sumber daya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan gunung Merapi dan ekosistemnya;
  • Kawasan Timur yang meliputi Kecamatan Prambanan, sebagian Kecamatan Kalasan dan Kecamatan Berbah. Wilayah ini merupakan tempat peninggalan purbakala (candi) yang merupakan pusat wisata budaya dan daerah lahan kering serta sumber bahan batu putih;
  • Wilayah Tengah yaitu wilayah aglomerasi kota Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Depok dan Gamping. Wilayah ini merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa.
  • Wilayah Barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir, Seyegan dan Moyudan merupakan daerah   pertanian lahan basah yang tersedia cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industri kerajinan mendong, bambu serta gerabah.
2.     Berdasar jalur lintas antar daerah, kondisi wilayah Kabupaten Sleman dilewati jalur jalan negara yang merupakan jalur ekonomi yang menghubungkan Sleman dengan kota pelabuhan (Semarang, Surabaya, Jakarta). Jalur ini melewati wilayah Kecamatan Prambanan, Kalasan, Depok, Mlati, dan Gamping. Selain itu, wilayah Kecamatan Depok, Mlati dan Gamping juga dilalui jalan lingkar yang merupakan jalan arteri primer. Untuk wilayah-wilayah kecamatan merupakan wilayah yang cepat berkembang, yaitu dari pertanian menjadi industri, perdagangan dan jasa.

3.     Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah Kabupaten Sleman merupakan wilayah hulu kota Yogyakarta. Berdasar letak kota dan mobilitas kegiatan masyarakat, dapat dibedakan fungsi kota sebagai berikut :
  • Wilayah aglomerasi (perkembangan kota dalam kawasan tertentu). Karena perkembangan kota Yogyakarta, maka kota-kota yang berbatasan dengan kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Depok, Gamping serta sebagian wilayah Kecamatan Ngaglik dan Mlati merupakan wilayah aglomerasi kota Yogyakarta.
  • Wilayah sub urban (wilayah perbatasan antar desa dan kota). Kota Kecamatan Godean, Sleman, dan Ngaglik terletak agak jauh dari kota Yogyakarta dan berkembang menjadi tujuan/arah kegiatan masyarakat di wilayah Kecamatan sekitarnya, sehingga menjadi pusat pertumbuhan dan merupakan wilayah sub urban.
  • Wilayah fungsi khusus / wilayah penyangga (buffer zone). Kota Kecamatan Tempel, Pakem dan Prambanan merupakan kota pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya dan merupakan pendukung dan batas perkembangan kota ditinjau dari kota Yogyakarta


Sumber : Pemerintah Kab. Sleman